Bogor, Kominfo - Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Kominfo melanjutkan kahian mengenai teknologi 5G di Indonesia. Pada 2015 Kemkominfo telah melaksanakan kajian awal mengenai 5G Indonesia. “Tahun ini kita akan menitikberatkan pada aspek teknologi, regulasi, industri pendukung dan social development,” jelas Kepala Balitbang SDM Basuki Yusuf Iskandar dalam Seminar Pendahuluan Kajian Lanjutan 5 G Indonesia di Bogor, Selasa (22/03/2016).
Kepala Balitbang SDM menyatakan presentasi laporan pendahuluan mengenai kajian lanjutan 5 G Indonesia memang perlu ditindaklanjuti dalam kajian yang lebih detil. Oleh karena itu, kajian diarahkan untuk merumuskan setiap aspek yang harus direncanakan dan disusun oleh pihak-pihak terkait di Indonesia baik pemerintah, industri serta akademisi dalam menyambut kedatangan teknologi 5G. “Termasuk didalamnya roadmap serta pemodelan setiap aspek terkait terutama dibidang regulasi dan pengembangan industri atau bisnis,” kata Basuki Yusuf Iskandar.
Menurut Kepala Balitbang SDM, dengan adanya profil aspek implementasi 5G diharapkan pihak pengambil kebijakan memiliki gambaran dan informasi yang memadai dalam menentukan strategi yang tepat dalam menghadapi kedatangan 5G. “Sehingga teknologi tersebut dapat mendatangkan manfaat sebesar-besarnya baik di sisi bisnis dimana agar industri dalam negeri dapat ikut berperan aktif dan untuk hal-hal yang bersifat kreatif produktif,” tambah Basuki.
Dalam kesempatan itu, Basuki juga menjelaskan mengenai Forum 5G Indonesia. Forum itu diarahkan untuk mendukung penelitian mengenai 5G dengan membentuk empat working group, yaitu (1) Working Group Riset Teknologi, (2) Working Group Riset Bisnis dan Regulasi, (3) Working Group Riset Industri Pendukung, serta (4) Working Group Riset Social Development.
“Working group ini terdiri dari para praktisi, akademisi, regulator serta para peneliti. Dimana dari masing-masing working group tersebut dibentuk untuk menganalisa dan mengkaji hal-hal terkait mengenai teknologi 5G.” jelas Kepala Balitbang SDM Kominfo.
Kepala Puslitbang SDPPI Sunarno dalam laporannya mengatakan kegiatan seminar oleh Tim II Bidang SDPPI ini diarahkan agar dapat dipergunakan sebagai salah satu masukan dan referensi dalam perumusan regulasi ataupun kebijakan. “Terutama di bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika untuk kepentingan stakeholders yang terkait pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,” katanya.
Tahun ini kegiatan penelitian bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika terdiri atas lima judul penelitian yang meliputi tiga judul penelitian dan dua judul joint research. “Masukan yang diperoleh pada seminar ini baik dari narasumber maupun peserta yang hadir diharapkan dapat menyempurnakan rancangan pendahuluan peneliti serta sebagai persiapan turun kelapangan untuk mencari data dan fakta sebagai pendukung penelitian,” tambah Sunarno.
Seminar pendahuluan penelitian itu dihadiri lebih kurang 70 orang peserta pejabat struktural dari Ditjen SDPPI serta peneliti dan para calon peneliti serta staf di lingkungan Badan Litbang SDM Kominfo.
Narasumber yang dihadirkan antara lain DR. Basuki Yusuf Iskandar, Sigit Puspito Wigati Jarot (MASTEL) dan Denny Setiawan (Direktorat Penataan Dirjen SDPPI) dengan moderator Suryanagara (Universitas Indonesia).
Selain itu hadir pula undangan dari Kementerian Perdagangan, BPPT, Kemenristek dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Perindustrian, Dewan TIK Nasional, Mastel, Asosiasi Pnyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) serta Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia. (IM)