Selasa, 9 Januari 2024 - Dalam rangka mempersiapkan ASEAN-ROK Digital School Project, Puslitbang SDPPPI mengadakan Survei Kesiapan Fasilitas KOICA (Korea International Cooperation Agency) di BPPTIK Cikarang yang dihadiri oleh Jinhoo Kong selaku Delegasi ASEAN-ROK Partnership.
ASEAN-ROK Digital School Project merupakan program kerjasama antara ASEAN dengan Korea Selatan dalam menciptakan ekosistem digital. Program tersebut nantinya akan turut mengundang negara-negara ASEAN untuk berpartisipasi dalam mengikuti pelatihan bisnis digital/startup.
Dibekali oleh kesuksesan penyelenggarakan program pelatihan Digital Talent Scholarship (DTS) sejak tahun 2018, BPSDM Kominfo pun berinisiatif untuk menjalin kemitraan di ASEAN melalui ASEAN-ROK Digital School Project. Hary Budiarto selaku Kepala BPSDM Kominfo menyampaikan bahwa pengembangan SDM digital tidak cukup apabila berhenti di dalam negeri, namun juga membutuhkan kolaborasi di tingkat global. Nantinya, sekolah digital akan menjadi living lab yang siap diadopsi oleh industri, khususnya di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan digital di kawasan ASEAN.
Selanjutnya Plt. Kepala BPPTIK CIkarang, Hamdani Pratama, memperkenalkan fasilitas BPPTIK yang akan menjadi lokasi diselenggarakannya program ASEAN-ROK Digital School Project. Kelengkapan fasilitas BPPTIK terdiri dari asrama pelatihan, laboratorium IT, kafetaria, hingga fasilitas kebugaran. Memanfaatkan infrastruktur yang telah diprakarsai oleh KOICA sejak tahun 2009 silam, kelas yang tersedia di BPPTIK akan mampu menampung 300 peserta pelatihan.
Jinhoo Kong, selaku Delegasi ASEAN-ROK Partnership turut mengapresiasi BPPTIK dalam mempersiapkan fasilitas program. Ia memaparkan bahwa Pemerintah Korea Selatan akan mempersiapkan lima aspek dalam program tersebut. Pertama, peningkatan kurikulum terkait bisnis digital, inovasi, dan kewirausahaan yang komperhensif. Kedua, Training of Trainers untuk instruktur agar sesuai dengan standar industri global. Ketiga, pengembangan metode pembelajaran yang mengedepankan project-based learning. Keempat, pengembangan platform untuk memudahkan peserta dalam mengakses materi pembelajaran. Terakhir, akreditasi program dengan memastikan sertifikasi akan diakui secara internasional.
Setelah mengecek kesiapan infrastuktur di wilayah BPPTIK, kegiatan ditutup oleh Nusirwan selaku Kepala Puslitbang SDPPPI. Harapannya, pelatihan di ASEAN-ROK Digital School Project bisa menjadi tempat di mana ide-ide brilian bisa berkembang sekaligus sebagai wadah membangun jejaring antar negara-negara ASEAN.