• Bagikan

Bandung (15/03/2018) – “Masa purna bakti atau pensiun adalah masa di mana seorang ASN tidak bertugas lagi karena masa tugasnya telah berakhir dan merupakan penghargaan atas kinerja dan dedikasi selama dia bertugas,” demikian buka Sekretaris Badan Litbang SDM, Sri Cahaya Khoironi dalam sambutannya pada acara Bimbingan Teknis Kewirausahaan Pra Purna Bakti di lingkungan Badan Litbang SDM.

Bimtek ini diberikan setiap tahunnya bagi para pegawai Badan Litbang SDM yang akan memasuki masa pensiun. Pada tahun 2017 ini, bimtek kewirausahaan mengambil tema, “Menyongsong Lembaran Baru Pasca Purna Bakti dengan Semangat Kewirausahaan”. Bimtek yang diikuti oleh 36 orang ASN ini diselenggarakan di Bandung, pada tanggal 15 – 17 Maret 2018.

Pada masa pensiun setiap pensiunan diberikan tunjangan pensiun, meski besarannya tidak sebesar gaji pokok semasa masih menjadi ASN. Oleh karenanya, para ASN yang akan menjalani masa purna bakti perlu menyiapkan bekal diri baik secara mental maupun kemampuan, serta berbagai keterampilan yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dalam fase baru hidupnya. Untuk itulah bimtek kewirausahaan ini diadakan oleh Badan Litbang SDM.

Dalam sambutannya Sri menyatakan lebih lanjut bahwa ada beberapa aspek yang perlu disiapkan dalam memasuki masa pensiun, di antaranya aspek ekonomi, aspek psikologis, aspek sosial, dan aspek fisik. Aspek ekonomi yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan serta kewirausahaan. Sementara aspek psikologis, yaitu menyiapkan mental untuk menghadapi perubahan pada saat pensiun. Kemudian aspek sosial berkaitan dengan persiapan diri agar tetap memiliki peran sosial meski telah pensiun. Lalu aspek fisik berkaitan dengan kesehatan diri, salah satunya dengan menjaga pola makan.

Memasuki masa pensiun perlu disiapkan secara matang, dan empat aspek tersebut hanya beberapa yang dapat disebutkan dari sekian banyak aspek yang perlu disiapkan dalam memasuki masa pensiun. Seringkali berbagai masalah timbul justru pada saat telah masuk masa pensiun, seperti kesalahan menempatkan tabungan dan investasi, hanya mengandalkan uang pensiun, atau bahkan mempertahankan gaya hidup konsumtif seperti pada saat masih aktif sebagai ASN. Oleh karenanya, “yang harus dilakukan adalah menyiapkan kondisi fisik dan mental, seperti berpikir positif, menghargai dan menyayangi orang lain, serta menerapkan gaya hidup sehat,” demikian lanjut Sri.

Turut hadir dalam acara ini sebagai narasumber dari Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Kominfo, yaitu Nurul Huda dan dari Kantor Cabang Utama PT. Taspen Bandung, yaitu Ahmad Nawawi. Dalam paparannya, Ahmad menyampaikan materi terkait kebijakan administrasi pengurusan pensiun, serta hak-hak yang diperoleh para pensiunan.

Selain paparan dari narasumber, dalam acara ini terdapat pelatihan kerajinan tangan, kunjungan ke lokasi usaha, serta penyampaian motivasi dan kisah sukses dari pensiunan. Terdapat dua lokasi yang dikunjungi, yaitu Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciburial, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung pimpinan Ustadz Fuad Affandi, dan Kerajinan Tangan Crayons Craft di Jalan Aceh, Bandung. Rangkaian acara kemudian ditutup oleh Kepala Badan Litbang SDM. (Pubdokpus – G)


Label
kewirausahaan, pra, purna, bakti