4 (Empat) Remaja Disabilitas Indonesia dilepas pada Jumat, 15 September 2017 untuk berangkat menuju Hanoi, Vietnam dalam rangka Kompetisi IT Global bagipenyandangDisabilitas yang diselenggarakan tanggal 18 -22 September 2017. 4 (Empat ) remaja disabilitas Indonesia yang beruntung terpilih ini merupakan bagian dari 100 orang peserta yang berasal dari 15 Negara di Asia Pasifik sebagai peserta Kompetisi.
Bertempat di gedungPusatTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional yang berada di Ciputat, seremoni pelepasan turut dihadiri berbagai perwakilan pihak yang menjadi mitra kolaborasi bersama dalam acara ini.Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam kesempatan ini diwakili oleh Kepala Pusbang Literasi dan Profesi SDM Informatika, Dr. Hedi M Idris, M.Sc, sedangkan perwakilandariYayasanPenyandangAnakCacat (YPAC) Nasional diketuai oleh F. Ratna Djuita SH, M. Hum, dan dari LG Indonesia, diwakili oleh Head of Human Resources PT. LG Electronics Indonesia Richard LumbanTobing.
Sejalan dengan program kompetisi GITC 2017 ini, peserta di beri pembekalan pendalaman materi beberapa hari di Pusat TIK Nasional, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dan peluang untuk meraih kemenangan dalam berkompetisi. Seiring kolaborasiyang terjalinbaikantara Pemerintah, Industri dan masyarakat, dalam hal ini ini Kementerian Kominfo, LG Indonesia dan YPAC bagian cara seperti ini, diharapkan menjadi sebuah dorongan awal bagi upaya yang lebih besar untuk meningkatkan akses dunia digital bagi penyandang disabilitas di Indonesia.
Tak hanya berkompetisi, sepanjang 18-22 September penyelenggaraannya di Hanoi - Vietnam, Global IT Challenge juga menjadi forum bagi peserta dari masing-masing negara untuk bertukar pikiran dan mendapat pelatihan terkait upaya memperluas akses digital bagi penyandang disabilitas.Disamping remaja berusia 13-19 tahun yang menjadi peserta kompetisi, Global IT Challenge juga mengundang perwakilan pemerintah dari tiap negara peserta.
Sebagaisebuahkompetisitahunan, Global IT Challenge menetapkanfokuspesertanyapadaremajapenyandangdisabilitas. Hal inisesuaidengansemangat yang mendasarisedariawalpenyelenggaraannyapada 2011 lalu yang dilatarbelakangiperhatianakanadanyakesenjanganinformasi yang terjadibagipenyandangdisabilitas di berbagainegara. Kesenjanganinformasiinidikatakanberakibatpadaketerasingandarilingkungan, ketidaksetaraandanbahkanberpotensimenimbulkankemiskinan.
Bila menilik lebih dalam, kesenjangan akan informasi bagi penyandang disabilitas ini lebih terjadi pada kelompok negara berkembang. Merujuk pada indeks Information & Communication Technology (ICT) Development, kelompok negara di Asia Pasifik berada pada angka 4.70.Sementara indeks rata-rata dari berbagai negara di dunia, angkanya mencapai 5.03.
Keterlibatan LG sendiri selain memfasilitasi keberangkatan peserta wakil dari berbagai negara tempatnya beroperasi.“Pada penyelenggaraan Global IT Challenge di tahunini, LG Corp yang merupakan induk usaha LG Electronics bahkan berperan sebagai organisatornya. “Menjadi bagian dari acara ini LG untuk mendukung semakin meluasnya akses pada dunia digital bagi setiap orang tanpa terkecuali, dimana hal ini sesuai dengan semangat inovasi yang diterapkan pada tiap produk LG”, ungkap Richard LumbanTobing.
YPAC dalam hal ini menjadi bagian yang tak terspisahkan dalam mengkoordinasikan peserta serta mengakomodir kebutuhan dan bagian dari penguatan anak dan remaja penyandang disabilitas, termasuk didalamnya dalam berkoordinasi dengan sekolah, guru dan komunitas disabilitas. diharapkan penyandang disabilitas pada waktu yang akan datang dapat semakin mendapat perhatian dan peran bagi kehidupan di masyarakat, baik di Indonesia maupun di masyarakat internasional.
Keterlibatan Kementerian Kominfo dalam kegiatan ini adalah bukti dukungan pemerintah dalam upaya menuju kemandirian bagi penyandang disabilitas untuk memasuki bursa kerja sebagai warga negara yang mempunyai hak yang sama dengan warnga negara lainnya sebagaimana di amanahkan dalam undnag -undang no 8 tahun 2016 tentang disabilitas, dimana sebelumnya telah juga dibuktikan melalui dukungan kementerian kominfo dalam memberikan pelatihan-pelatihan berbasis TIK baik di pusat maupun di provinsi/Kabupaten/Kota bagi penyandang disabilitas, ungkap Dr. Hedi M. Idris, selaku Perwakilan Balitbang SDM Kominfo.