Ciputat, Tangerang Selatan, Puslitbang Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika (SDPPPI) menyelenggarakan Konsinyering Pembahasan Studi Kontribusi TIK di Pembangunan Ekonomi pada tanggal 20–21 Februari 2017 di Pusat TIK Nasional, yang dihadiri oleh para pejabat struktural, peneliti, dan staf Puslitbang SDPPPI. Acara dibuka oleh Kepala Puslitbang SDPPPI, yang diwakili oleh Kepala Bidang PPI, Harjani Retno Sekar. Dalam sambutan pembuka, beliau menyampaikan bahwa Kontribusi TIK di Pembangunan Ekonomi merupakan bentuk tindak lanjut terhadap arahan Menteri Komunikasi dan Informatika, yang dalam prosesnya kemudian memerlukan pembekalan ilmu mengenai tabel input-output. Terkait hal ini, beliau pun mengharapkan agar para narasumber di hari pertama dapat menjelaskan tabel input-output secara detail dalam sesi pembekalan materi sehingga para peneliti paham dan mampu memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap berbagai output dan memproyeksi variabel-variabel yang diinginkan.
pada sesi hari pertama, Buyung Airlangga, M.Bus. Direktur Neraca Produksi, Kedeputian Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik, memaparkan mengenai “Penyusunan Tabel Input-Output untuk Menghitung Multiplier Effect, dan Share PDB”. Dengan menjelaskan secara rinci mengenai share PDB dan pendahuluan umum mengenai tabel input-output, beliau mengharapkan agar peneliti mulai memahami background input-output dan metode penyusunan tabel TIK dengan faktor-faktor perekonomian yang mempengaruhinya.
Selanjutnya, Narasumber pada sesi kedua, Suryaningrat dari Direktorat Neraca Produksi BPS, memaparkan mengenai detail analisis perhitungan dan interpretasi tabel input-output (I-O). Selain itu, dijelaskan pula keuntungan dari model I-O, di antaranya yaitu: model I-O dapat memberikan deskripsi yang detail mengenai perekonomian nasional; untuk suatu set permintaan akhir, dapat ditentukan besarnya output dari setiap sektor dan kebutuhannya akan faktor produksi dan sumber daya; dampak perubahan permintaan terhadap perekonomian, baik yang disebabkan oleh swasta maupun pemerintah, dapat ditelusuri dan diramalkan secara terperinci; dan masih banyak lagi. “Sedangkan kekurangan dari model I-O ini adalah biaya pengumpulan data yang besar dan hambatan-hambatan dalam mengembangkan model dinamik, sehingga agar ini tidak terjadi, perlu teman-teman peneliti menentukan pada kajian ini apakah cukup pada deskriptif perencanaan saja atau ingin profiling saja dalam menggunakan model I-O,” imbuhnya.
Pada hari kedua, hadir Kepala Badan Litbang SDM, Basuki Yusuf Iskandar, yang mengarahkan agar variabel sosial dan TIK dapat di link kan dan dianalisis dengan metode statistik lainnya, seperti regresi, korelasi, atau metode ekonomi sosial multiplayer. Beliau pun berharap agar selain membahas input-output, para narasumber di hari kedua juga menjelaskan tools yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah sosial,. Selanjutnya, beliau berpesan kepada Tim Kontribusi TIK di Pembangunan Ekonomi yang dikoordinatori oleh Anton Susanto, “Saya minta kepada tim ini untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan apa itu infokom secara komprehensif, mana yang berhubungan langsung, mana yang jauh.”Agenda pada hari kedua ialah penyusunan rancangan desain studi, dengan narasumber Buyung Airlangga, Direktur Neraca Produksi BPS, dan Sentot Bangun Widoyono, Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik BPS.
Label
kontribusi tik, pembangunan ekonomi, studi tik, konsinyering sdpppi