Jakarta (22/11/2021) – Kepala Badan Litbang SDM, Hary Budiarto telah secara resmi menutup Program Digital Leadership Academy (DLA). Sejumlah 35 peserta pelatihan DLA x University of Oxford dan enam peserta DLA x Harvard University turut hadir dalam penutupan yang berlangsung secara virtual melalui platform Zoom ini.
Indonesia Kekurangan Pemimpin Ideal di Era Digital
Dalam sambutannya sebelum menutup program DLA, Hary menyampaikan bahwa saat ini Indonesia masih kekurangan pemimpin-pemimpin ideal di era digital. Melalui program DLA ini harapannya para lulusan pelatihan DLA mampu mewujudkan inisiatif digital.
Hary juga menjelaskan bahwa Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan betapa pentingnya pelatihan digital di Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi pada pertemuan 100 CEO Forum Ekonomi Sehat beberapa hari lalu, guna meningkatkan sektor ekonomi dan kesehatan di masa mendatang.
DLA Dorong Pemangku Kepentingan Lebih Agile dan Fleksibel
DLA sendiri hadir guna mendorong para pemangku kepentingan agar memiliki agilitas dan fleksibilitas untuk masuk ke ruang baru. Ruang transformasi digital yang baru, semakin terbuka, dan semakin adaptif.
Seluruh 41 Peserta Lulus
DLA kali ini terbagi atas dua pelatihan, yaitu DLA x Oxford Internet Institute, University of Oxford yang berlangsung pada tanggal 4 hingga 22 November 2021. Total 35 peserta yang berasal dari berbagai sektor –seperti pemerintahan, akademisi, swasta, dan BUMN– mengikuti pelatihan ini dan seluruhnya dinyatakan lulus.
Lalu DLA x Harvard Kennedy School, dengan program Digital Transformation in Government: Innovating Public Policy and Service yang berlangsung pada tanggal 8 hingga 19 November 2021. Sejumlah enam peserta –yang berasal dari berbagai sektor, seperti pemerintahan, akademisi, swasta, dan BUMN– mengikuti pelatihan ini dan seluruhnya dinyatakan lulus. (Pusdiklat/Zizi-Pubdokpus/RAF)
Label
penutupan, digital, leadership, academy, hary, dla, dorong, pemangku, kepentingan, lebih, agile, fleksibel, badan, litbang, sdm, kementerian, kominfo