Jakarta – Pelaksanaan tata pemerintahan yang efektif dan akuntabel merupakan rencana strategis serta fokus pemerintah Indonesia saat ini. Teknologi Big Data membuka peluang yang sangat luar biasa untuk mendukung hal ini. Meski demikian, tata kelola teknologi ini masih belum optimal.
Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan seminar publikasi #ResearchTalkSeries secara online dengan tema “Indonesia’s Digital Opportunity: Current Data”, Kamis 3 Desember 2020. Seminar ini dihadiri secara virtual oleh dua narasumber yaitu: Ismail Fahmi, PhD selaku founder sistem big data Media Kernels serta Charlie Tjandra selaku Head of Busines Intelligence Tokopedia.
Seiring dengan pertumbuhan internet di Indonesia serta masifnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk aplikasi berbasis digital, telah memposisikan data menjadi aset yang bernilai tinggi tidak saja bagi industri tetapi bagi pemerintah juga. Data merupakan aset yang sangat berharga bagi sektor publik khususnya untuk meningkatkan layanan publik serta perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik yang efektif dan tepat sasaran.
Bapak Ismail Fahmi mengatakan bahwa tata kelola dari big explosion seperti big data merupakan tantangan utama. “Dilihat dari sisi data explosion, masalah yang paling banyak dikeluhkan diantaranya adalah terkait masalah hoax, pornografi, dan perjudian. Masalah inilah yang harus selalu diperangi. Ada mitos dimana, ketika orang atau instansi memiliki Big Data maka akan merasa bahwa semua masalah data sudah beres dan selesai, padahal kita perlu melihat kualitas datanya. Semakin lama data terkumpul tanpa kualitas yang baik maka semakin terkumpul danau data yang keruh” ujar alumnus Universitas Groningen, Belanda tersebut.
Bapak Charlie Tjandra juga mengatakan bahwa bagian terberat dari pengelolaan big data adalah proses cleansing data karena dalam proses inilah yang akan menentukan output dari data. Output data inilah yang kemudian menjadi acuan dalam pengambilan keputusan. Tokopedia sendiri, sebagai platform belanja online terbesar di Indonesia, memiliki sedikitnya 5 terabyte data yang perlu diolah setiap harinya. Data yang diolah ini yang kemudian dapat meningkatkan inovasi dalam pelayanan Tokopedia kepada para customer dan mitra-mitranya.
Research Talk Series yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi publik (Puslitbang Aptika dan IKP) bertujuan untuk mempublikasikan seluas-luasnya hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan melalui webinar. Pada kegiatan seminar ini dipaparkan 2 hasil penelitian yaitu 1) Studi Penggunaan TIK dan Implikasinya terhadap Aspek Sosial, Budaya, dan Ekonomi Masyarakat tahun 2019; serta 2) Studi Kesiapan Kementerian/Lembaga dalam Mengimplementasikan Big Data, dalam bentuk videografis serta penjelasan singkat dari tim peneliti .
Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari yaitu 2 dan 3 Desember 2020 dimana research talk series #2 mendapatkan respons yang cukup baik dengan jumlah pendaftar secara online mencapai 524 orang. Videografis dan rekaman streaming kegiatan RTS dapat diakses di laman Youtube BLSDM Kominfo (vim).
Label
research talk series, seminar, publikasi ilmiah