Jakarta – Puslitbang Aptika dan IKP mengadakan Seminar Akhir “Pemanfaatan TIK pada Penyandang Disabilitas untuk Memasuki Dunia Kerja”, di Hotel Sari Pacific (09/10). Seminar akhir ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para narasumber untuk melengkapi laporan akhir penelitian, dengan narasumber Basuki Yusuf Iskandar, Martela Rivera R. Sirait, Rachmat Koesnadi, dan Suhardi,
Basuki Yusuf Iskandar menyarankan perlu adanya evaluasi dan peningkatan dalam forum pelatihan Jambore TIK. “Lomba disabilitas penguasaan TIK telah berjalan sekitar 3 tahun. Pelatihan seperti ini memiliki level seperti di Asia Pacific, disana namanya program Global IT Chalange. Akan tetapi diperlukan evaluasi guna meningkatkan evaluasi dalam forum pelatihan yang kita lakukan dengan konsekuensi melakukan pelatihan lebih intens. Selain itu sebaiknya dilakukan peningkatan dalam pelaksanaan Jambore selanjutnya dan diarahkan kepada kemandirian supaya lebih produktif”, ujar Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut.
Martela Rivera R. Sirait, Tenaga Ahli Bappenas Bidang Disabilitas menyarankan beberapa hal, diantaranya agar di ikutsertakan semua ragam disabilitas dalam kegiatan Jambore TIK, tingkat kepuasan dalam penelitian ini kurang karena disatukan dalam satu kelas yang sudah bisa dan belum bisa, maka itu perlu assessmen, kemudian usahakan di akomodir alat bantunya, dan pertimbangkan minat peserta dengan modul yang sesuaikan dengan pasar kerja.
Rachmat Koesnadi mengatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pemenuhan hak kesejahteraan disabilitas sedang uji publik. RPP pemenuhan hak kesejahteraan disabilitas saat ini sedang dilakukan uji publik yang didalamnya ada 4 (empat) pilar yaitu, mendukung rehabilitasi sosial disabilitas, medukung dari sisi perlindungan sosial, mendukung untuk jaminan sosial dan pemberdayaan sosial disabilitas”, ujar Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial tersebut.
Sementara, Suhardi mengungkapkan bahwa pelatihan disabilitas di Kemenaker fokus pada vokasi. “Kita sangat menyadari pentingnya TIK terutama dalam pembangunan ekonomi dan lapangan kerja. Saya kira fokus pada kesempatan kerja yang dinamis bisa kita antisipasi dengan TIK. KEMENAKER juga mengarahkan fokus pelatihannya kepada pendidikan vokasi pada tahun 2019. Ketika segmen ini kita lihat dari tujuan penelitian tadi sebenarnya ada 2 (dua) hal yang mengupayakan kesejahtraan ekonomi atau tujuan kecilnya pengantar saja, ketika mereka lebih mandiri dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari”, ujar Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Khusus Disabilitas dan Lansia, Kementerian Ketenagakerjaan tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa Kemenaker sangat konsen dengan bidang penempatan. Kami sangat konsen dengan mereka agar bisa memelihara komunitas dengan perusahaan, karena ada pejabat fungsional tenaga kerja yang merupakan kepanjangan tangan kami untuk bisa melakukan pembinaan dan bersentuhan langsung dengan perusahaan. Namun permasalahan yang perlu kita perhatikan adalah respon perusahaan swasta yang masih kurang, keterbatasan data, dan keterbatasan aksesabilitas baik individu perusahaan maupun layanan publik yang lainnya. (NM)
Label
seminar, akhir, pemanfaatan, tik, penyandang, disabilitas, memasuki, dunia, kerja