Gambar: seminar hasil pola komunikasi

  • Bagikan

Jakarta - Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kominfo, mengadakan seminar hasil penelitian Pola Komunikasi dan Perilaku Sosial Masyarakat Kota dan Desa di Era Teknologi Komunikasi”, (13/09). Seminar hasil penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan laporan akhir penelitian bidang Informasi dan Komunikasi Publik.

Hasil penelitian ini – seperti dipaparkan oleh Vience Mutiara Rumata, selaku Ketua Tim Penelitian ini, mengungkapkan, bahwa tingginya penetrasi teknologi komunikasi di dalam keluarga, tidak serta merta mengurangi intensitas komunikasi tatap muka serta hubungan antara orang tua dan anak. Orang tua yang memiliki potensi dan terbuka terhadap teknologi komunikasi (masyarakat moderate), justru relatif kurang berdiskusi atau komunikasi tatap muka dengan anak.

Rosarita Niken Widiastuti mengungkapkan keingintahuannya tentang pola komunikasi yang telah diteliti. “Saya ingin tahu pola komunikasi masyarakat desa dan kota dengan adanya penetrasi internet. Karena kami ingin menyusun strategi komunikasi yang paling tepat, jika 40% masyarakat Indonesia menggunakan internet dalam mencari informasi. Kira-kira dari 2000 lebih masyarakat desa dan kota, kecenderungan sumber informasinya paling banyak menggunakan apa?”, ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, KemKominfo tersebut.

Ia juga menyarankan untuk dibuat penelitian lanjutan pada tahun depan, dan penelitian persepsi masyarakat terhadap kebijakan – kebijakan pemerintah. “Perlu diperdalam lagi mengenai pola komunikasi tatap muka, jadi dibuat penelitian antarpribadi. Tahun depan perlu lanjutan penelitian dari yang sekarang. Perlu juga penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Apakah masih kurang, sudah benar ataukah masih salah. Karena Kominfo sangat berkepentingan untuk menyusun strategi pola komunikasi yang tepat.

Basuki Yusuf Iskandar menyarankan untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam menjelaskan hasil penelitian. “Ini perlu dialihbahasakan yang mudah dimengerti, jangan copy dari text book. Bagaimana mentransformasi bahasa akademik menjadi bahasa sehari-hari”, ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, KemKominfo tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa banyak hal yang bisa digali dari penelitian ini, seperti; Memberikan pengertian dari istilah-istilah untuk mencegah interpretasi pemahaman, dan untuk kesimpulan yang lebih relevan dapat digali lebih mendalam dari kuesioner-kuesioner.

Sementara Martani Huseini menyarankan untuk mengembangkan penelitian secara menyeluruh, menuju base-line studied, bukan sampling. Penelitian ini juga disarankan perlu diintegrasikan untuk kepentingan yang lebih luas. Selain itu perlu dukungan teori yang dapat digunakan untuk mengaitkan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan perubahan pola komunikasi di dalam keluarga. Dan di dalam teori perlu dibangun model analisis, sehingga variabel-variabelnya jelas.

Ia mengatakan bahwa pola komunikasi merupakan konsep kunci dalam penelitian ini. “Pola komunikasi merupakan kunci dalam penelitian ini, sehingga perlu ditambahkan penjelasan, pembatasan ruang lingkup, serta expected outcome terkait kebijakan Kominfo ke depannya”, ujar Pakar Kebijakan Publik tersebut.

Irwansyah menambahkan bahwa pola komunikasi keluarga sebagai analogi pola komunikasi pemerintahan. “Konsep utama komunikasi dalam penelitian ini adalah keluarga. Pola komunikasi keluarga sebagai analogi untuk mencerminkan bagaimana pola komunikasi pemerintah atau negara. Untuk mencerminkan pola komunikasi pemerintah, penelitian ini tidak mungkin dapat menjabarkan semuanya, namun hanya sebatas menjembatani/ fokus pada permasalahan penelitian. Sedangkan teknologi dalam penelitian ini sebagai hasil konstruksi dari individu-individu yang melakukan perubahan”, ujar akademisi FISIP, UI tersebut.

Ia juga memberikan masukan pada program-program Ditjen IKP, yaitu: Menghidupkan kembali Program Keluarga harapan (PKH); program komunikasi publik Ramah, Ringan, dan Riang (3R); program penguatan media publik berbasis keluarga yang memperkuat tatap muka; dan pemberdayaan mitra komunikasi komunitas.

Seminar Hasil Penelitian “Pola Komunikasi dan Perilaku Sosial Masyarakat Kota dan Desa di Era Teknologi Komunikasi” diadakan di BPPT, yang dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen IKP, Pejabat Struktural, peneliti dan calon peneliti di lingkungan Badan Litbang SDM, beserta staf di lingkungan Puslitbang Aptika dan IKP. (NM)


Label
puslitbang aptika dan ikp, seminar hasil penelitian, pola komunikasi