Gambar: Pembukaan oleh Kapuslitbang Aptika dan IKP

  • Bagikan

Jakarta (25/06/2019) – Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik (Puslitbang Aptika dan IKP), Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo telah melaksanakan penelitian short study yang berjudul “Survey Kebutuhan SDM TIK di Indonesia”. Sebagai bagian dari kegiatan penelitian tersebut, telah diselenggarakan Seminar Hasil penelitian pada tanggal 25 Juni 2019 di Hotel Millenium, Jakarta Pusat.

Kegiatan Seminar Hasil tersebut dihadiri oleh berbagai narasumber dan peserta umum. Bapak Drs. Sunarno, MM, selaku Kepala Puslitbang Aptika dan IKP, membuka acara tersebut.

“Penelitian ini berangkat dari semakin cepatnya perkembangan bidang TIK utamanya akibat trend ekonomi digital dan revolusi industri 4.0 yang berimbas pada perubahan pekerjaan dan ketenagakerjaan ke depan. Sehingga data dan proyeksi untuk menyiapkan kebutuhan pengembangan SDM TIK sangat diperlukan"

Kepala Badan Litbang SDM, Basuki Yusuf Iskandar, yang hadir pada pembukaan kegiatan seminar hasil penelitian tersebut menyampaikan bahwa dengan berkembangnya dunia teknologi secara cepat, kebutuhan SDM juga akan terus berubah. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan beberapa program pelatihan, seperti program digital talent scholarship, untuk mengembangkan skill anak muda agar dapat masuk ke industri 4.0. Tidak hanya program pelatihan, Basuki pun menyebutkan bahwa dunia pendidikan harus dapat mengikuti perubahan tersebut dan juga melakukan perubahan agar dapat memenuhi skills yang dibutuhkan oleh industri.

Penelitian short study ini melihat kebutuhan SDM TIK dari sisi industri (demand), data didapat dari hasil survei ke sekitar 150 perusahaan dan startup di 8 sektor (ICT, manufaktur, keuangan, konstruksi, kesehatan, logistik, pertambangan dan perdagangan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampai tahun 2030 kebutuhan akan SDM TIK akan terus mengalami peningkatan. Dari sekitar 400 ribu orang kebutuhan per tahun di 2019 diprediksi melonjak hingga 4 juta orang kebutuhan per tahun di 2030, seiring dengan pertumbuhan industri/perusahaan yang membutuhkan skills bidang TIK. Sektor startups dan sektor ICT merupakan sektor yang memiliki proyeksi kebutuhan SDM TIK tertinggi. Findings dari penelitian ini juga menyebutkan bahwa fullstack programmer dan business intelligence merupakan skills TIK yang paling dibutuhkan ke depan. Selain itu, muncul kebutuhan yang tinggi pada talent baru seperti keahlian dalam hal IoT Specialist dan Blockchain Specialist. Beberapa rekomendasi yang diberikan dari studi ini diantaranya kurikulum pendidikan di Indonesia dapat mempertimbangkan untuk memasukkan pengajaran coding ke dalam pendidikan sejak usia dini. Selain itu, perlu tambahan program pengembangan digital talent mendatang untuk keahlian baru yang high demand, serta masukan untuk upgrading peta okupasi TIK.

Beberapa narasumber yang hadir dalam Seminar Hasil tersebut diantaranya Direktur Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Bappenas, Mahatmi Parwitasari Saronto. Beliau menyebutkan bahwa isu penting yang dapat disimpulkan dari paparan hasil penelitian ini adalah terkait digital gap, kapasitas SDM dan tenaga kerja, regulasi serta insentif bisnis.

“Dari hasil penelitian ini saya harap dapat dikaji kira-kira Lembaga mana yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan beri saran kepada mereka bahwa mereka harus mengembangkan skill apa untuk memenuhi kebutuhan industri,” ucap Mahatmi.

Narasumber lainnya yaitu Bapak Victoryado Shandez dari Kementerian Tenaga Kerja, Bapak Dasril Y. Rangkuti dari Kamar Dagang Indonesia (KADIN), serta Bapak I Gede Nyoman Mindra Jaya dari Universitas Padjajaran.

Selain penelitian ini, Badan Litbang SDM Kemkominfo juga melakukan penelitian terhadap ketersediaan SDM bidang TIK berdasarkan data dan proyeksi jumlah lulusan bidang TIK dan daya serapnya di dunia pekerjaan sehingga kedua hasil penelitian tersebut dapat disandingkan untuk mengetahui adanya kesenjangan (talent gap) dan ketidaksesuaian (missmatch) terkait SDM TIK dari sisi kebutuhan industri (demand) dibandingkan dari sisi jumlah lulusan lembaga pendidikan (supply).


Label
puslitbang aptika dan ikp, seminar hasil, publikasi hasil penelitian, short study, pengembangan sdm tik