Jakarta (21/05/2019) – Dalam rangka mempublikasikan hasil penelitian singkat yang telah dilakukan selama empat bulan terakhir, Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik (Puslitbang Aptika dan IKP), menyelenggarakan Seminar Hasil Penelitian “Perkembangan dan Pengembangan Ekonomi Digital”, pada tanggal 21 Mei 2019 di Hotel Millenium, Jakarta Pusat. Penelitian ini merupakan hasil kerjasama antara Puslitbang Aptika dan IKP dengan Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini berfokus pada perkembangan ekonomi digital di 4 sektor potensial, yaitu sektor finansial, sektor pertanian, sektor kebudayaan, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta sektor agrologistik. Dalam seminar tersebut, Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS. mewakili tim peneliti, memaparkan ringkasan hasil penelitian tersebut. Beliau menyebutkan bahwa berbicara tentang ekonomi digital kedepan, bukan lagi bicara tentang sektor, tetapi sistem. Sistem ekonomi digital yang akan berkembang ke depan terdiri dari shared culture, penguatan SDM, serta pembangunan infrastruktur yang didukung oleh keamanan informasi dan siber. Beliau juga menyebutkan bahwa hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia, jangan dilepaskan dari sumber daya lokal. Sehingga penting untuk melakukan penguatan tata kelola digital pembangunan berbasis komunitas dan desa. “Jika tahu business process-nya, maka kita akan punya muatan ekonomi digital yang berbasis lokal dan nasional.” Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini akan dilakukan pilot project atau riset aksi pengembangan ekonomi digital di wilayah 3T. Harapannya, ekonomi digital yang bersifat lokal dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah 3T dan memperkuat kedaulatan negara Indonesia.
Menanggapi hasil penelitian tersebut, Kepala Badan Litbang SDM, Dr. Basuki Yusuf Iskandar, MA., menyambut baik rencana tindak lanjut hasil penelitian ini dalam bentuk pilot project. Menurutnya, jika ingin melanjutkan dengan pilot project, kegiatan tersebut lebih baik dilakukan dalam skala kecil, bersifat lokal namun berdampak besar bagi masyarakat sekitar dan dapat berkelanjutan.
“Prinsipnya jangan takut untuk melakukan pilot project, tapi harus dilakukan secara sustainable.”
Selanjutnya, Plt. Direktur Ekonomi Digital, Ditjen Aptika, Kementerian Kominfo, Drs. Nizam Waham, MM, menyebutkan bahwa keempat sektor yang diteliti dalam penelitian ini hampir mencakup semua sektor yang menjadi tugas Direktorat Ekonomi Digital, namun masih ada beberapa sektor yang belum masuk dalam ruang lingkup penelitian dan perlu diteliti kembali.
“Sektor-sektor yang sebelumnya disebutkan sebetulnya sudah sesuai dengan sektor yang kami kerjakan. Namun, ada sektor lain seperti sektor kesehatan dan pendidikan yang belum masuk dalam penelitian ini. Sektor kesehatan dan pendidikan ini juga termasuk sektor yang berkembang di ekonomi digital”, ucap Nizam.
Narasumber penanggap lainnya, Steve Saerang selaku Head of Education and Public Community Development PT. Telkomsel, mengatakan “Pendekatan yang dilakukan ke masyarakat Indonesia itu beda, tidak dapat disamakan. Pendekatan ke masyarakat di Kalimantan akan berbeda dengan masyarakat di Jawa”. Tidak hanya soal pendekatan, Steve pun menyebutkan bahwa ada kesenjangan antar wilayah di Indonesia, baik itu kesenjangan infrastruktur maupun pengetahuan anak muda terkait ekonomi digital. Oleh karena dia setuju dengan terobosan yang bersifat lokal untuk meningkatkan perekonomian digital di daerah.
Hal serupa pun disampaikan oleh Danny Januar, Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat dan Pemerintah, BAKTI. “Jika kita bicara tentang masyarakat di daerah 3T, tentu pendekatannya akan berbeda. Dan jika ingin onboarding-kan sesuatu di daerah 3T, tentu bukan hal yang mudah”, ujarnya. Keberlanjutan program menjadi hal penting menurut Danny. “Jika ingin melaksanakan pilot project, ketika memilih lokasi, perlu dipikirkan semuanya dari hulu ke hilir sehingga tidak terkesan nanggung dan bisa sustainable agar dapat dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat.”
Di akhir seminar, seluruh stakeholders yang diundang untuk terlibat dalam riset aksi kedepan, diantaranya BAKTI, Telkomsel, BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan) dan IPB, menyatakan dukungannya terhadap rencana kolaborasi dalam riset aksi pengembangan ekonomi digital di kawasan Indonesia Timur/perbatasan, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing pihak.
Label
seminar hasil penelitian, ekonomi digital, penelitian 2019, puslitbang aptika dan ikp