• Bagikan

Jakarta - Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kominfo, mengadakan Seminar Hasil “Studi Pengembangan Cyber Government Public Relation di Hotel Akmani, Lt.3 (25/08). Seminar hasil penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan laporan akhir penelitian “Studi Pengembangan Cyber Government Public Relation”.

Penelitian ini disampaikan oleh Rieka Mustika selaku ketua tim peneliti, bertujuan untuk menemukan rumusan model dan membuat rekomendasi Cyber Government Public Relation yang dapat diterapkan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, khususnya pada Ditjen IKP. Hasil penelitian ini mengungkapkan beberapa hal, yaitu; bahwa strategi komunikasi masih asimeteris seperti cara berfikir taktis, perencanaan sekaligus pengambilan keputusan berada pada eselon 3 (tiga), dan delay feedback terhadap publik. Kanal terpadu – terbatas seperti kanal sudah mulai terintegrasi, belum memiliki direct link ke media online di luar Pemerintahan, dan terbatasnya respon publik. Untuk Digital campaign seperti produksi konten digital berupa postingan gambar di sosmed, infografis dan video dimana durasi filter sekitar 3 (tiga) menit. Dan monitoring evaluasi yang dalam pelaksanaannya tergantung instansinya.

Basuki Yusuf Iskandar mengatakan bahwa yang di inginkan oleh Ditjen IKP adalah policy reseacrh. “Ini action research yang berujung pada policy research, sehingga harus jelas pengertian dari cyber GPR itu sendiri. Dimana perbedaan bisnis proses antara yang cyber dengan yang konvensional, sehingga kita dapat mengetahui yang sudah melakukan cyber GPR itu seperti apa”, ujar Kepala Badan Litbang SDM KemKominfo tersebut.

Ia juga mengomentari mengenai rekomendasi tentang sarana dan prasarana dari penelitian Cyber GPR. ”Tentang sarana dan prasarana, misalnya kita tidak cukup mengoleksi informasi tapi juga bisa menyebarkannya. Dengan big data kita bisa menyebarkannya dan menganalisis trend kedepannya, sehingga itu menunjukkan pentingnya big data. Harus ada SDM yang mampu mengelola big data analysis”.

Siti Meiningsih mengatakan bahwa penelitian ini sangat di butuhkan IKP. “Saat membaca judulnya, kami merasa ini yang kami perlukan. SDM kami dari sisi kuantitas banyak, tapi mungkin perlu perubahan kultur. Untuk Big data sudah banyak yang menawarkan, namun kemampuan untuk menganalisa di SDM kami belum mumpuni,” ujar Direktur PPI, Ditjen IKP KemKominfo tersebut.

Ia juga menambahkan mengenai tugas GRP. “Tugas GPR itu sosialisasi, edukasi dan literasi, kampanye program, kontra narasi, dan nation branding. Kalau ada isu kami counter, sudah ada mekanismenya. Kami memiliki kanal media sosial pemerintah dan membentuk satgas medsos, namun pada tahun ini satgasnya tidak diperpanjang lagi. Karena Pak Menteri langsung membawahi satgas medsos tersebut”.

Happy K. Harinanto mengungkapkan bahwa video merupakan sarana utama dalam menyampaikan pesan. “Video adalah sarana yang paling luar biasa dalam menyampaikan pesan yang dapat di sebarkan melalui TV daerah yang berjumlah 471 dan kita tidak bekerjasama dengan Pemerintah. Kita memiliki kitanesia channel hub. Sebagai plat merah kita bisa bekerja sama dengan pihak swasta dan pihak Pemerintah,” ujar Kabag Humas, Kantor Staf Presiden tersebut.

Firzan Nova menambahkan bahwa tugas PR adalah menyampaikan dan melindungi. “Tugas dari PR adalah menyampaikan dan melindungi melalui penyebaran media content, source, dan public interest,” ujar Managing Director Nexus Risk Mitigation and Strategic Communication tersebut.

Irwansyah menjelaskan lebih mendalam mengenai cyber Governement Public Relation. Dalam cyber GPR harus memiliki strategi manajemennya sendiri. Sedangkan fungsi dari manajemen itu sendiri dalam cyber GPR melakukan antisipasi, analisis, interprestasi, konseling, dan riset terhadap suatu kejadian. Karena itu melegitimasi orang-orang yang menjadi cyber GPR itu penting. Saya menyarankan di luar tim ini ada kajian policy tentang public interest,” ujar Dosen Universitas Indonesia tersebut. (NM)


Label
puslitbang aptika dan ikp, seminar hasil penelitian, cyber gpr