Jakarta - Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kominfo, mengadakan seminar Rancangan Penelitian “Manfaat Ekonomis TI dalam Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditi (PLK) Sektor Pertanian”, (29/03).
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Sistem Resi Gudang (SRG) yang terintegrasi secara nasional, sehingga bisa menjadi salah satu alternatif manfaat ekonomis yang bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar petani di Indonesia. Pengembangan infrastruktur dasar teknologi informasi yang dibutuhkan menjadi tanggungjawab pemerintah pusat melalui proyek Palapa Ring.
Basuki Yusuf Iskandar mengatakan bahwa dari sisi Kominfo dapat ditambahkan instrumen TIK.
“Saya kira Kominfo punya instrumen untuk membantu dari TIK-nya. Seberapa jauh TIK diterapkan dan seberapa efektif diterapkan dalam SRG dan PLK. Harapan Saya, bila semua dilakukan di pasar lelang akan lebih transparan dan national competitive. Bagaimana kita bisa membantu kesejahteraan petani dari segi SRG dan PLK itu yang terpenting”, ujar Kepala Badan Litbang SDM KemKominfo tersebut.
Septriana Tangkary mengungkapkan harapannya agar petani dan nelayan dapat go online. “Kami mempunyai program petani dan nelayan Go Online. Target kami 300.000 petani dan nelayan dapat Go Online. Lokasinya berada di Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. Dengan adanya program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani dan nelayan. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa kerjasama dengan stakeholder, TOT fasilitator, dan memberikan fasilitasi serta pendampingan ke petani dan nelayan”, ujar Direktur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika tersebut.
Sementara Benny Ranti berharap pemerintah memiliki konsep anggaran berbasis manfaat. “Saya mengritisi pola manajemen anggaran yang hampir tidak pernah dianalisis berapa hasilnya dan untuk apa. Kelemahan kita, tidak ada unit yang mengkaji manfaat dari suatu program. Terkait dengan SRG, mengidentifikasi manfaat internal dari stakeholder, dan mengkaji masyarakat ekonomis. Harapan selanjutnya dari penelitian ini ada sistem logistik nasional untuk dijadikan prototype ”, ujar Praktisi dari Universitas Indonesia tersebut.
Tomi Setiawan, mengatakan untuk fokus ke SRG. “Penelitian ini perlu dibatasi, harapan kami lebih fokus ke SRG dulu, sehingga bisa ketemu angkanya yang selama ini hilang dan dapat diprediksi berapa angka yang terkait penyertaan TIK. Sehingga dapat dijadikan sebagai referensi”, ujar Kasubbag Pemberdayaan Pelaku Sistem Resi Gudang, BAPPEBTI tersebut.
Seminar Rancangan Penelitian “Manfaat Ekonomis TI dalam Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditi (PLK) Sektor Pertanian”, diadakan di Hotel Grand Cemara, yang dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen Aptika, perwakilan dari Bappebti, perwakilan dari Kementerian Pertanian, Pejabat Struktural, peneliti dan calon peneliti di lingkungan Badan Litbang SDM, beserta staf di lingkungan Puslitbang Aptika dan IKP. (NM)
Label
puslitbang aptika dan ikp, seminar proposal, sistem resi gudang