Gambar: temu ilmiah peneliti

  • Bagikan

Bogor – Peneliti sebagai aset utama Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo memiliki peran penting dalam mendukung penyusunan kebijakan di bidang Komunikasi dan Informatika melalui hasil-hasil kajian / penelitian di bidang Komunikasi dan Informatika. Pentingnya peran peneliti perlu diimbangi dengan adanya peningkatan kompetensi dan wawasan para peneliti agar dapat menghasilkan penelitian yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan Badan Litbang SDM melalui Puslitbang Aptika dan IKP, yakni dengan menyelenggarakan Temu Ilmiah Nasional Peneliti Tahun 2016 dengan tema “Pengembangan Inovasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia”, yang diadakan di Ball Room Aston Bogor Hotel & Resort, pada 27 s.d 29 Juli 2016.

Ajang pertemuan akbar para peneliti Badan Litbang SDM ini dihadiri kurang lebih 200 orang peserta yang terdiri dari para peneliti dan calon peneliti dari Kementerian Kominfo, para peneliti dari berbagai Litbang Kementerian teknis, para praktisi, akademisi, serta dihadiri pula para pejabat Eselon II, III dan IV di lingkungan Kementerian Kominfo.

Kapuslitbang Aptika dan IKP, Wiryanta dalam laporannya menyampaikan tujuan diadakannya Temu Ilmiah Nasional Peneliti, adalah untuk menumbuhkan kompetensi unggul di kalangan peneliti, memberikan motivasi dan wawasan kepada para peneliti dan calon peneliti, serta memberikan apresiasi terhadap hasil – hasil penelitian dan pengembangan, yang sudah dilaksanakan oleh satuan kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang SDM.

Acara ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Farida Dwi Cahyarini. Dalam sambutannya, Sekjen Kominfo berharap melalui forum Temu Ilmiah Nasional Peneliti, Badan Litbang SDM mampu tampil sebagai "pintu utama” dalam penyediaan bahan kebijakan di bidang Komunikasi dan Informatika yang berbasis hasil riset.

Dikatakan juga bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menjadi bagian penting bagi para peneliti Badan Litbang SDM Kominfo. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat, membawa perubahan yang pesat pula di semua apek kehidupan masyarakat. Perubahan ini membawa dinamika seiring pertumbuhan pengguna internet yang dikenal dengan istilah Digital Economy atau disebut juga New Economy, yang lebih menonjolkan pada penerapan teknologi informasi pada bidang Ekonomi.

Agenda utama Temu Ilmiah Nasional Peneliti 2016 adalah Kompetisi Karya Tulis Ilmiah (KTI), berupa hasil penelitian, literature review, naskah kebijakan, dan makalah kebijakan di bidang Komunikasi dan Informatika. Penilaian dilakukan melalui dua tahap. Tahap I penilaian secara tertulis. Dan Tahap II aspek presentasi. Dalam kompetisi ini, dari 68 karya ilmiah yang masuk, terdapat 30 KTI yang lolos seleksi ke Tahap II untuk dipresentasikan. Tim Penilai dalam Kompetisi KTI terdiri dari: Prof. Dr. Ing. Ir. Kalamullah Ramli, M.Eng, Dr. Riant Nugroho, Prof. Dr. Gati Gayatri, MA, Prof. Dr. Onno W. Purbo, Dr. Ashwin Sasongko, M.Sc, Dr. Irwansyah, MA, dan Shauqie Azar, SE, MPP.

Pemenang Kompetisi KTI Temu Ilmiah Nasional Peneliti 2016 adalah sebagai berikut: Pemenang Karya Tulis Ilmiah Terbaik I, Ridwan Pandiya dari ST3 Telkom, Purwokerto; Pemenang Karya Tulis Ilmiah Terbaik II, Andry Rivan Sumara dari BPPTIK, Badan Litbang SDM Kominfo; dan Pemenang Karya Tulis Ilmiah Terbaik III, Yul Pendri dari SD 47, Kota Jambi. Para pemenang mendapatkan hadiah uang tunai, masing-masing sejumlah Rp. 10.000.000 untuk pemenang pertama, Rp.5.000.000 untuk pemenang kedua, dan Rp.2.500.000 untuk pemenang ketiga. Selain itu hasil dari Kompetisi KTI ini nantinya akan diterbitkan dalam Prosiding Puslitbang Aptika dan IKP.

Dalam Temu Ilmiah ini dilaksanakan Seminar Nasional dengan tema Pengembangan Inovasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia”, dengan Keynote Speaker oleh Kepala Badan Litbang SDM, Basuki Yusuf Iskandar. Basuki Yusuf Iskandar antara lain menyampaikan, bahwa dunia digital semakin lama semakin terus berkembang dan mengalami banyak perubahan. “Digital ekonomi dapat menghasilkan 2 (dua) hal, menghancurkan bentuk ekonomi intermediary yang lama dan memunculkan bentuk sharing ekonomi. Perubahan ekonomi dapat terlihat dari toko-toko yang berdiri sendiri, berkumpul dan membentuk suatu tempat yang dikenal dengan nama mal, kemudian menjadi toko online. Jika nantinya berubah menjadi e-Market place, pajak yang dikenakan sebesar dengan Market asli (nyata). Diharapkan pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dengan adanya e-Market Place. Sementara mengenai sharing ekonomi yang menjadi inti permasalahan sekaligus tantangannya adalah menjadikan illegal menjadi legal. Di mana regulator harus menjadi semakin antisipatif.

Dikatakan juga bahwa E-Commerce harus terus dikembangkan, karena keuntungan sistem ICT diperoleh dari E-Commerce. Ia juga berharap masyarakat dapat mendukung pengembangan yang dicanangkan Menteri Kominfo untuk 1.000 e-UKM, dan khususnya Litbang dapat mendukung dalam hal membuat kajian-kajian terkait. Karena fungsi dan tugas utama Litbang adalah membedah ketidakpastian dalam bisnis dengan studi dan riset.

Pada seminar sesi pertama menampilkan tema “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital, dari Aspek Infrastruktur, Teknologi, SDM, dan Regulasi”, yang dimoderatori oleh Dr. Ashwin Sasongko, M.Sc. Para narasumber yang hadir antara lain: Deputi Direktur Divisi Kebijakan Sistem Pembayaran, Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, Ryan Rizaldi dengan topik “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari aspek Perizinan Penyelenggara dan Pendukung Jasa Sistem Pembayaran”. Kasubdit Kelembagaan dan Penguatan Usaha Direktorat Bina Usaha Perdagangan, Kementerian Perdagangan yang mengangkat topik “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari Aspek Transaksi Sistem Pembayaran Elektronik”. GM ESS Government Management Services, PT Telkom, Andri Yunianto dengan materi “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari Sisi Industri Telekomunikasi”. Ketua Komite MASTEL Institute, Masyarakat Telekomunikasi Indonesia / MASTEL, Nonot Harsono dengan materi “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari Aspek Infrastruktur, Teknologi, SDM, dan Regulasi pada sektor Telekomunikasi”. VP Consumer Product DOKU Wallet, PT. Nusa Satu Inti Artha (DOKU), Ricky Richmond Aldein, dengan mengusung topik “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari Aspek Infrastruktur, Teknologi, SDM, dan Regulasi dari sisi pembayaran”. Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), M. Neil El Himam dengan topik “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari Sektor Industri Kreatif dan Akses Permodalan”.

Pada sesi kedua seminar menampilkan tema “Pengembangan Inovasi Model Bisnis di Era Digitaldengan moderator Yudho Giri Sucahyo, Ph.D. Para narasumber yang dihadirkan antara lain: Kasubdit Teknologi e-business, Direktorat Jenderal Aptika, Sonny Hendra Sudaryana dengan topik “Analisa Peluang Indonesia dalam Era Ekonomi Digital dari Aspek Komunikasi dan Informatika”. CEO Tokopedia, yang diwakili oleh Ranu Prasetyo, dengan topik “Pengembangan Inovasi Model Bisnis di Era Digital dari sisi Marketplace E-commerce”. Ketua Umum Indonesia e-commerce Association (idEA), yang diwakili oleh Bima Laga, dengan materi “Pengembangan Inovasi Model Bisnis di Era Digital dari Sudut Pandang Asosiasi Pelaku Industri”. CEO Limakilo, Walesa Danto, dengan materi “Pengembangan Inovasi Model Bisnis di Era Digital pada Sektor Pertanian”. (NM)


Label
puslitbang aptika ikp, temu ilmiah 2016