Gambar: literasi tik, disabilitas, surabaya, badan litbang sdm, kementerian kominfo

  • Bagikan

(Surabaya, 4 Februari 2016). Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Literasi dan Profesi Kominfo bekerjasama dengan YPAC menyelenggarakan Bimbingan Teknis Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Kalangan Disabilitas bertempat di Hotel Ibis Basuki Rahmat, Surabaya.

Acara Pembukaan Bimtek ini dihadiri oleh Prof. Dr. Gati Gayatri, MA (Kepala Puslitbang Literasi dan Profesi, Kemkominfo), Kepala BPPKI Surabaya, dan Instruktur Bimtek Dr. Fadhilah Mathar, M.Pd (BPRTIK Ciputat), Mustiawati (BPRTIK Ciputat), Andi Dirgantara (AIDIA), dan Dimas Prasetyo Muharam (Komunitas Karya Tuna Netra / KARTUNET).

Dalam sambutan Kepala Badan Litbang SDM Kemkominfo yang disampaikan oleh Kepala Puslitbang Literasi dan Profesi, Prof. Dr. Gati Gayatri, MA, disampaikan bahwa sejak tahun 2014 Kementerian Kominfo telah melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan kapasitas SDM bidang Kominfo bagi kalangan disabilitas. Materi Bimtek yang disampaikan hari ini (perancangan desain grafis, penjelajahan internet, aplikasi lembar kerja, dan aplikasi presentasi) menjadi materi yang akan dilombakan dalam Kompetisi TIK Remaja Disabilitas Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan pada bulan Mei tahun ini. Sambutan disampaikan pula oleh Ketua YPAC Nasional yang diwakili oleh Dra. In Soeharsono selaku Ketua I YPAC Surabaya. YPAC telah bekerjasama dengan Kementerian Kominfo dalam penyelenggaraan pelatihan Literasi TIK bagi penyandang disabilitas sejak tahun 2014, dan pada tahun 2015 Bimtek ini telah dilaksanakan di Medan, Bandung, Palembang, dan Padang.

Sebelumnya, acara diawali dengan Laporan Ketua Pelaksana yang disampaikan oleh Kepala Bidang Perencaan dan Kerjasama, Drs. Ricky H. Paat. Dalam Laporan disampaikan bahwa kegiatan Bimtek yang diselenggarakan di Surabaya ini merupakan awal dari 8 kegiatan serupa yang akan dilaksanakan di beberapa lokasi lainnya di Indonesia.

Bimtek diikuti oleh 80 orang penyandang disabilitas, yakni tuna netra, tuna daksa, dan tuna rungu dari sekolah-sekolah khusus di Surabaya dan sekitarnya. Mereka didampingi oleh 20 orang guru pendamping.

Setelah mengikuti Bimtek ini peserta diharapkan dapat mengasah keterampilan bidang TIK hingga dapat menjadi profesional dan kelak mampu membuka lapangan kerja di bidang teknologi informasi. (/IDEA/)