Yogyakarta, 11 Desember 2024 – Dalam upaya mendorong literasi digital di Indonesia, Badan Pengembangan SDM Komunikasi dan Digital (BPSDM Komdigi) menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Komdigi Menjangkau: Campus, We’re Coming!”. Acara seminar berlangsung di Auditorium Grha Sabha Pramana UGM diisi dengan diskusi terkait pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) serta job fair yang melibatkan perusahaan teknologi seperti OVO dan Digitalent.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menuturkan bahwa literasi digital menjadi kunci menghadapi perkembangan teknologi, terutama dalam pemanfaatan AI. “Untuk menyongsong kemajuan teknologi, Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital hingga tahun 2030,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa perusahaan teknologi global harus turut berkontribusi dalam mengembangkan talenta Indonesia agar negara ini tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen teknologi.

Tantangan dan Etika dalam Pemanfaatan AI

Namun, pemanfaatan AI juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, mengingatkan pentingnya prinsip tata kelola yang terpercaya untuk mengatasi risiko seperti bias algoritma, kelemahan keamanan privasi, dan minimnya pengawasan.

“Penggunaan AI harus etis. Kuasailah AI, jangan sampai AI yang menguasai kita,” ujar Nezar.

Hal ini senada dengan pandangan Panji Wasmana, Direktur National Technology Officer Microsoft Indonesia, yang menekankan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam menggunakan AI. “AI seharusnya menjadi copilot, sedangkan manusia tetap menjadi pilotnya,” tegasnya.

Dengan inisiatif ini, Kementerian Komdigi berharap dapat membangun generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki etika berteknologi yang kuat.


Label
gandeng ugm, literasi digital, generasi muda, pemanfaatan ai