• Bagikan

Meski angka pernikahan dini di Kabupaten Gunung Kidul menurun dari tahun ke tahun, posisinya tetap tertinggi di seluruh kabupaten/kota di DI. Yogyakarta. Beragam upaya telah dilakukan pemerintah daerah untuk menekan dan mencegah terjadinya pernikahan dini tak terencana. Internet, kendati belum dibuktikan, menjadi salah satu pembuka terjadinya pernikahan dini. Demikian yang disampaikan Sekretaris Dinas Kominfo Kab. Gunung Kidul. Kekhawatiran ini muncul karena internet memberikan dampak positif sekaligus negatif terutama bagi anak dan pelajar. Oleh karena itu, adanya fasilitasi layanan TIK bagi Ibu Rumah Tangga di Kab. Gunungkidul yang diselenggarakan oleh BPPKI Yogyakarta disambut dengan baik.

Fasilitasi Layanan TIK bagi Ibu Rumah Tangga berlangsung pada 25 April 2017 di Kompleks Kantor Bupati Gunung Kidul. Dibuka oleh Kepala Diskominfo Gunung Kidul, Purnama Jaya, acara ini diikuti oleh kader penggerak anak dan perempuan serta ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai guru. Dalam sambutannya, Kepala Diskominfo Gunungkidul mengingatkan ibu-ibu tentang bersikap dalam menghadapi berita bohong atau hoax di dunia maya khususnya media sosial.

Materi fasilitasi sendiri disampaikan oleh Darmanto, SPd, MAP dan Inasari Widiyastuti. Etika dalam berinternet serta pengetahuan tentang UU ITE menjadi pembuka materi untuk menyegarkan pengetahuan ibu-ibu adanya adab dan aturan ketika kita berinternet. Acara dilanjutkan dengan e-Safety Parenting beserta pelatihan dan diskusi tentang bagaimana sebaiknya mendampingin dan mengasuh anak di era digital.

Dalam diskusi, sebagian besar ibu-ibu mengkhawatirkan dampak internet dan smartphone bagi anak-anak. Apalagi, mereka tidak memiliki kecakapan yang sama dengan anak-anak karena terlahir di generasi yang berbeda. Tanpa diajari, anak memiliki kemampuan dalam mengoperasikan telepon pintar dan berselancar. Penggunaan smartphone pun memungkinkan masuknya informasi tak layak bagi anak tanpa dicegah. Beragam aplikasi, termasuk permainan anak, memiliki fitur iklan yang tak dapat difilter. Meskipun anak lebih canggih, jangan sampai ibu lengah dan membiarkan. Penanaman budaya 3D penting diterapkan di keluarga, yaitu Diskusikan Kebutuhannya, Diskusikan Tanggung Jawabnya, Diskusikan Risikonya. (ina)


Label
bppki yogyakarta, fasilitasi tik, publikasi