Jakarta - Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik, Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Kominfo, mengadakan FGD “Studi Kelayakan Implementasi Sistem Big Data untuk Mendukung Kebijakan Komunikasi dan Informatika” di R.R. Lt.5, Gd.Belakang, KemKominfo (16/02). FGD ini bertujuan untuk meyempurnakan desain riset dan instrumen penelitian Big Data, yang diketuai oleh Onny Rafizan, dengan narasumber Basuki Yusuf Iskandar, Aswin Sasongko, Herry Irawan, dan Andry Alamsyah.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari kebutuhan Direktorat PPI, Ditjen IKP KemKominfo yang membutuhkan model pengelolaan opini publik yang efektif, terkait dengan tugas dan fungsi Government Public Relation. Aplikasi trial yang digunakan Dit.PPI selama 1 (satu) tahun ini (PAMEDI) belum dapat menjawab kebutuhan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi Direktorat PPI, Ditjen IKP dalam pelaksanaan tusi mereka, khususnya mengenai tata kelola isu publik.
Aswin Sasongko menjelaskan mengenai Big Data dan apa saja yang dapat dilakukan oleh Big Data. “Big Data mulai marak saat infrastruktur internet ditemukan dan memungkinkan transfer data secara global sehingga hardware juga terpaksa dirubah. UU No.36/1999 mengatur transfer data di jalur telekomunikasi, sedangkan UU No.11/ 2008 mengatur transfer data di jalur internet. Server yang semakin besar menimbulkan masalah dibidang keamanan (cyber security). PP No.82/2012 yang mengatur tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE) menimbulkan kondisi baru bahwa security yang meningkat menyebabkan comfortability menurun,” ujar peneliti ILPI tersebut.
Ia juga menyarankan untuk mengikuti arahan menteri KemKominfo tentang data centre yang perlu diperhatikan. “Dalam UU KIP thn 2008 terdapat klasifikasi data umum dan rahasia. Sebaiknya hanya data rahasia yang disimpan di server pemerintah (KemKominfo)”.
Herry Irawan menambahkan mengenai pemahaman Big Data. “Data merupakan bahan baku informasi, pemahaman Big Data meliputi; 1. Jumlah data. Perkembangan data yang membludak sehingga susah dimanfaatkan dan diolah menjadi informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. 2. Data biasanya bersifat terstruktur, namun dalam perkembangannya banyak data yang tidak terstruktur sehingga perlu upaya untuk mengolah data tersebut menjadi terstruktur. 3. Sifat data (data biasa hingga data strategis). Data biasa dapat berujung menjadi informasi yang bersifat strategis,” ujar Dosen Manajemen Universitas Telkom tersebut.
Andry Alamsyah mengatakan bahwa Big Data digunakan karena merupakan metode pengumpulan opini publik yang paling cepat dan murah. “Big Data digunakan karena merupakan metode pengumpulan opini publik yang paling cepat dan murah sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pengelolaan opini publik dapat dilakukan melalui technical data mining, social network analysis, dan sentiment analysis”, ujar Dosen Manajemen Universitas Telkom tersebut. (NM)
Label
puslitbang aptika dan ikp, fgd, big data, badan litbang sdm, kominfo, penelitian, pengembangan