Purwokerto (28/6/2024) – Dalam rangka memberikan pembekalan kepada para pegawai yang memasuki usia pensiun, Badan Pengembangan SDM Komunikasi dan Informatika (BPSDM Kominfo) mengadakan Pembinaan Pra Purnabakti Pegawai di Lingkungan BPSDM Kominfo. Pembinaan ini berlangsung selama tiga hari dimulai pada Rabu (26/6) hingga Jumat (28/6) di Purwokerto dengan tema “Hidup Bermakna di Masa Purnabakti.”
26 peserta memasuki masa purnabakti mulai Juli 2024 hingga Desember 2027
Pada hari pertama, Rabu (26/6), acara diawali dengan laporan Ketua Tim Kerja Kepegawaian dan Organisasi BPSDM Kominfo, Agus Haryono yang menyampaikan bahwa pembinaan ini untuk memfasilitasi 26 pegawai BPSDM Kominfo yang memasuki masa purnabakti. “Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memberikan fasilitasi persiapan memasuki masa purnabakti bagi 36 pegawai di lingkungan Badan Pengembangan SDM Kominfo, terhitung mulai bulan Juli 2024 hingga Desember 2027, dengan rincian tahun 2024 sejumlah empat pegawai, 2025 ada enam pegawai, lalu 2026 ada 13 pegawai, dan tahun 2027 sebanyak tiga pegawai” urai Agus.
Agus menambahkan bahwa panitia telah menyiapkan agenda training dan motivasi bagi para peserta pembinaan. “Terdapat kegiatan training dan motivasi dari dr. Agus Ali Fauzi. Selanjutnya terdapat materi dan praktek kewirausahaan dan keterampilan di lokasi, yaitu Getuk Goreng H. Tohirin, Karsadia Farm, dan Milkmax,” jelasnya.
Hendra: Siapkan mental
Pada kesempatannya, Plt. Sekretaris Badan Litbang SDM, Hendra Fatadona menyampaikan bahwa sebagai ASN, cepat atau lambat akan mengalami purnabakti, dan perlu menyiapkan mental untuk menghadapi masa itu. “Kita sebagai ASN, purnabakti adalah suatu keniscayaan serta pasti akan dihadapi cepat atau lambat oleh setiap abdi negara. Dalam memasuki masa purnabakti ini, hal yang paling utama perlu disiapkan adalah mental, karena akan banyak perubahan yang dihadapi, misalnya rutinitas serta penghasilan,” buka Hendra.
Lebih lanjut Hendra menjelaskan bahwa pada masa purnabakti nanti, kontribusi pensiunan akan semakin nyata ketika terjun di kehidupan bermasyarakat. “Kontribusi seorang pensiunan justru semakin nyata dan diperlukan pada saat ia terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Walaupun sudah di masa purnabakti, aktivitas dan kreativitas otak harus terus dirangsang untuk terus berfikir. Purnabakti harus menjadi momentum mengabdi di masyarakat secara penuh. Dengan kata lain, kita harus lebih bermakna untuk masyarakat dan negara di masa purnabakti,” sambungnya.
Masa purnabakti kesempatan eksplorasi diri dan implementasi ide
Hendra juga turut menyemangati bahwa di masa purnabakti nanti merupakan kesempatan untuk lebih mengeksplorasi potensi diri dan mengimplementasikan ide yang belum sempat diwujudkan akibat kesibukan dan rutinitas kerja. “Di masa purnabakti nanti merupakan kesempatan Bapak dan Ibu untuk lebih mengeksplorasi potensi diri yang mungkin selama ini terpendam karena kesibukan dan rutinitas kerja. Ini adalah kesempatan untuk mengimplementasikan ide atau bakat yang selama ini mungkin belum sempat diwujudkan,” ujar Hendra.
Tak lupa pula Hendra menyampaikan apresiasi kepada para peserta atas pengabdian dan loyalitasnya selama menjalankan tugas di BPSDM Kominfo. “Saya juga mengucapkan terima kasih disertai penghargaan atas pengabdian dan loyalitas yang telah Bapak dan Ibu berikan selama menjalankan tugas di lingkungan BPSDM Kominfo. Semoga segala bentuk bakti itu dapat menjadi memorabilia kebanggaan dan kebahagiaan,” jelas Hendra sekaligus membuka secara resmi pembinaan itu.
Sesi berikutnya menjadi giliran dr. Agus Ali Fauzi selaku narasumber untuk mengisi acara. Pada sesi ini dr. Agus memberikan pembekalan motivasi dengan tema Hidup Bermakna di Masa Purnabakti. Dalam motivasinya ia memberikan sejumlah tip kepada para peserta untuk hidup sehat dan tanpa beban pada masa purnabakti nanti.
Motivasi dan tip itu ia sampaikan dengan cara yang lugas dan penuh canda. Sehingga pada beberapa kesempatan cukup mengundang gelak tawa para peserta.
Peserta mengunjungi Getuk Goreng H. Tohirin, Karsadia Farm, dan Milkmax
Pada Kamis (27/6), para peserta pembinaan mengunjungi tiga lokasi usaha. Di tempat pertama para peserta memperoleh informasi dan cara pengolahan serta produksi getuk goreng di Getuk Goreng H. Tohirin, salah satu makanan ringan khas Purwokerto.
Di tempat berikutnya para peserta mengunjungi Karsadia Farm. Di sini para peserta diberikan ilmu membudidayakan buah melon jenis golden kyra secara hidroponik lengkap dengan area greenhouse. Para peserta berkesempatan pula untuk menyicipi buah melon produk Karsadia Farm.
Milkmax menjadi tempat kunjungan terakhir bagi para peserta pembinaan pra purnabakti. Di sini, selain untuk melihat cara produksi dan mencicipi milkshake dari brand lokal asli Jawa Tengah, terutama di wilayah Banyumas, Cilacap, dan Tegal, para peserta juga berkesempatan untuk bertemu langsung dan berbagi pengalaman dengan pemilik Milkmax, yaitu Wuwuh Setiawan.
Acara pembinaan kemudian ditutup dengan sesi ramah tamah di antara para peserta. Pada Jumat (28/6) para peserta kembali ke satuan kerjanya masing-masing dengan membawa sejumlah informasi, ilmu, serta pengalaman dari narasumber dan pelaku usaha, dengan harapan dapat menjadi gambaran dan bekal dalam menghadapi masa purnabakti nanti. (Pubdok/L/RAF)
Label
pembinaan, pra, purnabakti, pegawai, bpsdm kominfo, hidup bermakna, di masa