• Bagikan

Jakarta - Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik (Puslitbang Aptika dan IKP), Selasa (29/11) menyelenggarakan kegiatan Konsinyering Pembahasan Proposal Penelitian Tahun Anggaran 2017. Hal ini merupakan tindaklanjut dari konsinyering sebelumnya (24/11).

Kegiatan ini bertujuan membahas program kegiatan penelitian Tahun Anggaran 2017 bersama para narasumber. Dalam kegiatan ini dibahas mengenai judul-judul penelitian tahun 2017 yang di presentasikan oleh para koordinator peneliti Puslitbang Aptika dan IKP, Badan Litbang SDM. Penelitian Tahun 2017 terdiri dari 6 (enam) judul penelitian. Dengan rincian 4 (empat) judul penelitian bidang IKP, yang terdiri dari; “Analisis Isi Media “Agenda Media dan Citra pemerintah Dalam Surat Kabar Internasional, Nasional, dan Lokal” dengan koordinator Haryati; “Studi Komunitas Virtual Dalam Pengembangan masyarakat”, dengan koordinator Christiany Juditha; “Kredibilitas Media online Sebagai Sumber Informasi”, dengan koordinator Vience M. Rumata; “Studi Implementasi e-Public Relation (PR) (di lingkungan) Pemerintah Pusat dan Daerah”, dengan koordinator Rieka Mustika.

Sedangkan untuk judul penelitian bidang Aptika terdapat 2 (dua) judul penelitian, yang terdiri dari; “Studi Pengembangan Ekonomi Digital Kerakyatan”, dengan koordinator Yan Andriariza AS; “Perubahan Model Bisnis Pada Beberapa Sektor Strategis di Era Digital”, dengan koordinator A.Budi Setiwan. Diharapkan dari ke 6 (enam) penelitian ini dapat menjadi masukan untuk perumusan kebijakan bagi Ditjen Aptika dan Ditjen IKP Kementerian Kominfo.

Niken Widiastuti mengomentari penelitian yang terkait dengan IKP, diantaranya penelitian “Studi Komunitas Virtual Dalam Pengembangan masyarakat”, Niken Widiastuti mengakui bahwa IKP telah membentuk cyber Government Public Relation (GPR) namun masih belum optimal dalam keseimbangan informasi di dunia maya. “Saat ini perang media sosial sangat luar biasa, pemerintah di bully dan ruang maya dikuasai media sosial. Untuk mengantisipasi hal tersebut kami membentuk cyber GPR yang bertugas melawan ujaran kebencian dalam media sosial. Kami akui kita belum optimal dalam keseimbangan informasi di dunia maya. Dengan adanya penelitian ini semoga dapat memberika strategi-strategi baru untuk IKP”, ujar Dirjen IKP Kementerian Kominfo tersebut.

Sedangkan untuk penelitian “Studi Implementasi e-Public Relation (PR) (di lingkungan) Pemerintah Pusat dan Daerah” diharapkan dapat membuka peluang bagi pemerintah untuk lebih dekat dengan masyarakat. “IKP sedang melakukan komunikasi yang baik dengan cara menyusun struktur in-line dari pusat ke daerah dan sebaliknya melalui e-GPR. Kami juga menggerakkan KIM. Diharapkan dengan melalui e-GPR dapat membuka peluang bagi pemerintah untuk lebih dekat dengan masyarakat”.

Sementara dari penelitian “Analisis Isi Media “Agenda Media dan Citra pemerintah Dalam Surat Kabar Internasional, Nasional, dan Lokal”, dikatakan bahwa IKP ingin mengetahui objektivitas dari media. “Kami ingin tahu bagaimana persepsi media terhadap pemerintah, kami juga ingin tahu media mana saja yang lebih objektif dalam membuat suatu berita. Kalau media yang bekerja keras dengan baik, harusnya dapat menilai suatu berita dari data dan fakta”.

Dan untuk penelitian “Kredibilitas Media online Sebagai Sumber Informasi”, dikatakan bahwa IKP ingin mengetahui agenda setting, keberpihakan dari media. “Saat ini isi media tergantung dari pemiliknya. Rata-rata pemilik media merupakan pendukung dari salah satu parpol. Saat ini penguasa Indonesia adalah penguasa media. Sehingga berita menjadi tidak seimbang, yang masih netral adalah RRI dan TVRI. Karena itu kami ingin mengetahui mengenai angenda setting, tentang keberpihakan dari media”.

Terahir di ungkapkan penelitian apa saja yang dibutuhkan oleh Ditjen IKP: “Peta Target Audiens GPR”; “Audit Komunikasi”; “Reputasi Pemerintah / Kepercayaan Publik Terhadap Pemerintah”; “Kinerja Pranata Humas”; “Peta Media untuk GPR”; dan “Cyber GPR”.

Mariam Barata, selaku Ses Ditjen Aptika Kementerian Kominfo mengomentari penelitian yang terkait Aptika diantaranya; “Studi Pengembangan Ekonomi Digital Kerakyatan”, disarankan arah penelitiannya fokus pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). “Penelitian pengembangan ekonomi kerakyatan untuk tahun 2017 sebaiknya fokus pada UMKM dulu dan survey nya bisa langsung ke pelaku UMKM”.

Sedangkan untuk penelitian “Perubahan Model Bisnis Pada Beberapa Sektor Strategis di Era Digital” disarankan untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan para pakar dan pelaku bisnis. “Perlu dilakukan FGD dengan para pakar dan pelaku bisnis tersebut untuk memastikan apakah model bisnis yang digunakan dalam penelitian ini sudah tepat”.

Melengkapi komentar dari ke-2 (dua) narasumber tersebut, Gati Gayatri selaku Kapusbang Literasi dan Profesi SDM Bidang Komunikasi, Badan Litbang SDM menambahkan beberapa masukan untuk judul-judul penelitian tersebut, diantaranya; “Analisis Isi Media “Agenda Media dan Citra pemerintah Dalam Surat Kabar Internasional, Nasional, dan Lokal” dikatakan bahwa harus ada hal baru yang perlu di tambahkan untuk penelitian tahun 2017. “Perlu ditambahkan variabel-variabel nasional branding. Kita bisa memetakan media mana yang mendukung dan yang tidak mendukung pemerintah. Kalau bisa ditahun 2017 kita bisa meningkatkan level analisanya yang dapat menghasilkan index pemberitaan. Sehingga kita dapat memetakan surat kabar mana yang objektif, sedang dan kurang”.

Sementara untuk penelitian “Kredibilitas Media online Sebagai Sumber Informasi” disarankan untuk mengacu ke skala pengukuran kredibilitas dengan menggunakan survey pengguna.

Sedangkan untuk penelitian “Studi Implementasi e-Public Relation (PR) (di lingkungan) Pemerintah Pusat dan Daerah” disarankan untuk mengganti judul penelitian dengan cyber GPR. “Sebaiknya judul penelitian diganti menjadi cyber GPR supaya sesuai dengan IKP. Kinerja pranata humas dalam e-PR juga perlu diteliti”.

Kemudian penelitian “Studi Pengembangan Ekonomi Digital Kerakyatan” disarankan fokus pada UKM. “Data tentang persepsi digital dalam penelitian ini belum ada, data mengenai UMKM juga belum jelas. Sebaiknya untuk tahun 2017 penelitian ini arahnya ke UMKM saja dengan menggunakan teori mikro. Medetologinya bisa dengan survey ke pelaku UMKM”.

Pada penelitian “Perubahan Model Bisnis Pada Beberapa Sektor Strategis di Era Digital” disarankan melakukan perbandingan dari literatur. “Judulnya bisa menggunakan judul ini, namun perlu perbandingan dari literatur. Teori-teori yang tidak relevan sebaiknya dihapus, karena tidak menjelaskan model bisnis. Teori tidak perlu digunakan yang penting metedologinya”.

Acara Konsinyering Pembahasan Proposal Penelitian Tahun Anggaran 2017 dibuka oleh Kapuslitbang Aptika dan IKP, Wiryanta, dan dihadiri oleh pejabat eselon III, IV, para peneliti dan calon peneliti, beserta staf dilingkungan Puslitbang Aptika dan IKP. (NM)


Label
puslitbang aptika dan ikp, konsinyering, pembahasan, proposal, penelitian