Gambar: Orasi ilmiah Farida Dwi Cahyarini

  • Bagikan

Jakarta (05/10/2021) – Orasi ilmiah merupakan salah satu rangkaian kegiatan pada tahapan akhir dalam penyusunan karya tulis ilmiah (KTI). Bagi seorang Widyaiswara, orasi ilmiah merupakan wujud akuntabilitas akademis atas profesinya.

Tujuan orasi ilmiah untuk meningkatkan kompetensi secara umum, terutama dalam melakukan kajian ilmiah dalam bentuk penulisan dan lisan yang relevan dengan materi ajar yang diampu. Dengan harapan bahwa Widyaiswara (WI) memiliki wawasan, pengetahuan, keahlian, dan keterampilan sesuai dengan perannya, serta mengembangkan pola berpikir yang positif, kreatif, inovatif, rasional, dan objektif.

WI Kominfo Harus Semangat Melakukan Kajian Ilmiah Terkait Transformasi Digital

Bertepatan dengan HUT TNI ke-76, Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo mengadakan orasi ilmiah secara daring bagi Widyaiswara Utama. Diawali dengan sambutan pembuka dari Majelis Orasi selaku promotor, Bonnie Wahid yang menyampaikan bahwa WI Kementerian Kominfo harus semangat melakukan kajian ilmiah terkait tugas dan fungsi Kementerian Kominfo dalam transformasi digital.

Sesuai tusinya Badan Litbang SDM harus terus meng-upgrade talenta digital. Pemimpin digital bukanlah seorang yang ahli digital murni, namun seorang yang mampu memanfaatkan digital untuk mencapai tujuan bersama, terutama pelayanan publik.

Orasi Ilmiah: Implementasi Digital Leadership Dalam Pengembangan Kompetensi Digital pada Layanan Publik

Sesi selanjutnya lalu diisi dengan orasi ilmiah dari Farida Dwi Cahyarini, salah satu Widyaiswara Utama Badan Litbang SDM. Pada orasi ilmiah kali ini, Farida menyampaikan KTI dengan judul “Implementasi Digital Leadership Dalam Pengembangan Kompetensi Digital pada Layanan Publik.”

Pada orasinya, Farida menyampaikan bahwa kepemimpinan di era digital merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh individu untuk menciptakan solusi dari berbagai permasalahan yang ada di era digital. Seorang pemimpin di era digital tidak hanya memahami konsep kepemimpinan, namun harus menguasai soft skill (keterampilan non-teknis) dan hard skill (keterampilan).

Pemimpin Digital Mampu Memanfaatkan TIK Dalam Mencapai Tujuannya

Digital leadership bukanlah tentang seseorang yang ahli dalam merakit komputer, mengoperasikan komputer, hingga programmer. Namun tentang seseorang yang memiliki kemampuan dalam memimpin dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di era digital dalam usahanya mencapai target.

Menanggapi orasi tersebut, Kepala Badan Litbang SDM, Hary Budiarto menyampaikan bahwa beasiswa yang diberikan perlu dikaji manfaatnya. Selain itu, pelatihan talenta digital perlu terus dikembangkan.

Pemimpin Digital Juga Harus Memiliki Digital Awareness

Dari sisi tata kelola dan anggaran untuk peningkatan layanan publik pun perlu ada kajian kebutuhannya. Lebih lanjut Hary menyampaikan bahwa selain memiliki literasi digital, seorang pemimpin juga harus memiliki digital awareness. (Pubdokpus/G/RAF)


Label
orasi, ilmiah, implementasi, digital, leadership, dalam, pengembangan, kompetensi, digital, pada, layanan, publik, farida, dwi, cahyarini, widyaiswara, utama