Gambar: 1 j

Jakarta (5/1/2023) – “Mulanya Teman Belajar Kaifa hanya melakukan metode pemasaran dari mulut ke mulut wali siswa. Setahun berikutnya, saya tergerak untuk mengenalkan bisnis saya lebih luas lagi dan mencari sendiri pelatihan pemasaran digital dari website DTS Kominfo,” ujar Cholifatus. “Akhirnya saya mencoba untuk mengikuti topik Digital Entrepreneurship Academy, karena saya memang memanfaatkan produk Google Workspace selama ini, seperti Meet, Drive, Forms dan Calendar,” tambahnya.

Testimoni pemilik Teman Belajar Kaifa

Itulah sepenggal testimoni dari Cholifatus Eka Rahayu, pemilik Teman Belajar Kaifa yang mengajar siswa berusia 4-18 tahun. Usaha yang dimulai saat pandemi pada tahun 2021 tersebut memperkenalkan metode pembelajaran secara hybrid. Dengan menggunakan dan memanfaatkan alat digital seperti menampilkan bisnis di Google Penelusuran dan Google Maps, Teman Belajar Kaifa telah berhasil meningkatkan jumlah siswa yang mendaftar ke kelas bimbingan belajarnya sebanyak 50%.

Teman Belajar Kaifa merupakan satu dari ribuan UMKM di Indonesia yang telah merasakan dampak positif dari adaptasi teknologi digital. Penggunaan alat digital menjadi krusial dalam membantu UMKM pulih dan berkembang di dunia pasca-pandemi pada 2022 silam.

DEA x Google

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo melalui program Digital Entrepreneurship Academy (DEA) yang merupakan bagian dari program Digital Talent Scholarship (DTS) merespon kebutuhan tersebut secara cepat. DEA menggandeng Google untuk menyediakan materi program dan fasilitator.

Komitmen DEA dan Google dalam menghadirkan program tersebut pun membuahkan hasil. Pasalnya dampak dari program DEA dan Google terhadap 8.000 UMKM telah menghasilkan angka yang signifikan.

96% UMKM mulai berjualan online

Berdasarkan hasil survei Kantar Google Impact terhadap UMKM yang mengikuti program DEA dan Google pada dari bulan Januari hingga Maret 2022, ada lima indikator temuan. Pertama, 100% peserta berpendapat mereka lebih siap menyongsong masa depan.

Kedua, 100% UMKM merasa yakin untuk menerapkan ilmu yang didapat dari program. Ketiga, 96% UMKM mengambil tindakan nyata setelah menyelesaikan pelatihan seperti mulai menggunakan alat digital, mulai berjualan online, dan mengoptimalkan rencana bisnis mereka.

Keempat, 45% perempuan pemilik UMKM mulai menjual produk/jasa secara online. Kelima, 1 dari 4 UMKM mengalami dampak keuangan yang positif.

Melalui keberhasilan program DEA bersama Google yang telah membantu pemberdayaan masyarakat Indonesia di tahun 2022, Koordinator Program DEA, Riza Azmi menyampaikan bahwa penguatan kualitas SDM unggul yang produktif, inovatif, dan berdaya saing akan menjadi fokus program penyelenggaraan DEA pada tahun 2023, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo. “Di tahun 2023, DEA akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan program, agar masyarakat khususnya UMKM bisa terbantu dalam meningkatkan keterampilan dan daya saing di sektor digital,” ujar Azmi. (PSDPPPI-Pubdokpus/RAF)

===

Artikel ini telah melalui penyuntingan ulang atas artikel yang telah tayang di website Puslitbang SDPPPI berjudul Impact Research Google Indonesia: 96% UMKM Mulai Menggunakan Alat Digital Setelah Menyelesaikan Pelatihan Program DEA Bersama Google


Label
pasca, mengikuti, digital, entrepreneurship, academy, dea, talent, scholarship, dts, google, 96%, umkm, berjualan, online, puslitbang sdpppi, badan litbang sdm, kementerian kominfo