Jakarta (18/11/2024) Tantangan global megatrend 2050 telah diidentifikasi sebagai salah satu faktor yang memerlukan strategi baru untuk mempersiapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan kompetensi yang selaras dengan kemajuan teknologi informasi. Namun, pengembangan kompetensi ASN saat ini dinilai masih belum optimal, karena dilakukan secara terfragmentasi oleh masing-masing instansi pemerintah, sehingga memunculkan egosystem. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), Dr. Muhammad Taufiq, DEA, dalam sambutannya pada kegiatan National Future Learning Forum (NFLF) 2024 yang digelar di Auditorium Makarti Bhakti Nagari, ASN Corporate University, Senin (18/11). Hadir pada kegiatan tersebut Kepala BPSDM Komdigi, Bapak Hary Budiarto.
Ditegaskan bahwa kebutuhan akan ekosistem pembelajaran terintegrasi bagi pengembangan kompetensi ASN menjadi solusi utama untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melalui Learning Ecosystem, pengembangan kompetensi dirancang secara kolaboratif, terintegrasi, dan berorientasi pada inovasi. Ekosistem ini difokuskan untuk mendukung learner dalam menciptakan desain dan konten pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Disampaikan pula bahwa Undang-Undang ASN mewajibkan seluruh ASN untuk mengembangkan kompetensi melalui pembelajaran kolaboratif yang melibatkan sektor pemerintah dan swasta, guna menciptakan platform ekosistem digital untuk pengembangan kompetensi.
LAN dijadwalkan untuk memperluas kolaborasi pada tahun mendatang, mencakup penyedia pengembangan kompetensi (provider) dari berbagai sektor, pengguna (user) melalui layanan one-stop service, serta enabler. Selain itu, National Coach Network akan diluncurkan dengan melibatkan alumni Pelatihan Kepemimpinan Nasional tingkat I dan II serta pimpinan korporasi sebagai pelatih bagi ASN dalam menghadapi tantangan 2050.
Langkah ini mendapat apresiasi dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Rini Widyantini, S.H., M.P.M., yang menilai LAN telah berhasil membangun kolaborasi lintas sektor untuk mengakselerasi kapasitas ASN. Melalui forum ini, diharapkan tata kelola pembelajaran berbasis teknologi dapat dirancang untuk mendukung prioritas pembangunan nasional, serta membentuk karakter ASN yang produktif, profesional, dan berintegritas.
Sebagai bagian dari forum ini, penghargaan berupa Piagam Apresiasi diserahkan kepada lima instansi yang ditetapkan sebagai Center of Excellence. Kelima instansi tersebut adalah:
- Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
- Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
- Pusat Pelatihan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian.
- Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
- Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penetapan Center of Excellence ini menjadi langkah awal dari tata kelola ekosistem pembelajaran kompetensi ASN, yang juga mendukung pemenuhan kebutuhan Kompetensi Jabatan dan prioritas nasional di masing-masing bidang. Selain itu pada sesinya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memberikan apresiasi terhadap BPSDM Komdigi melalui program Digital Leadership Academy dan Government Transformation Academy yang telah menyediakan pelatihan kepada para ASN untuk meningkatkan keterampilan digital mereka. Acara diakhiri dengan sesi talkshow yang menghadirkan berbagai narasumber, termasuk Erna Irawati (Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN), Eddy Henry (Head of Policy Advocacy Tanoto Foundation), dan sejumlah pakar lainnya.
Kabadan berharap untuk program ekosistem terintegrasi pembelajaran bagi ASN di Indonesia, BPSDM Komdigi melalui pusdiklat bisa berperan aktif menyampaikan fasilitas Microskill agar KemenpanRB bisa mewajibkan pada seluruh ASN mengakses ekosistem pembelajaran milik Kemkomdigi untuk belajar tentang digitalisasi dan literasi digital.
Label
pembelajaran, voice, over